Selasa, 22 Oktober 2013

Dibalik Turunnya Surat Al-Lahab

Bismillahirahmanirahim...

() يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ () مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ () سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ () وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ () فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ ()

Artinya:
“Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS Al Lahab : 1-5)

Surat AL-Lahab ini diturunkan karena berdasarkan suatu kejadian dimana terdapat seseorang yang menghalang-halangi da'wah Nabi Salallahualaihi wa salam. orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah paman nabi sendri yang bernama ‘Abdul ‘Uzza bin ‘Abdil Muthalib, kunyahnya Abu ‘Uttaybah. dialah yang disebut sebagai "Abu Lahab'. Julukan Abu Lahab diberikan kepadanya karena wajahnya yang merah. Selain itu karena ia akan dimasukkan ke neraka yang menyala-nyala yang memiliki lidah api yang dahsyat, seperti yang tertuang dalam Surat Al-Lahab pada ayat pertama.

Abu Lahab merupakan salah satu paman Nabi SAW yang termasuk kedalam salah satu paman nabi yang kafir. ketika nabi lahir, Abu Lahab sangat senang mendengar kabarnya, bahkan budak yang mengabarkannya pun langsung dibebaskan. Abu Lahab amat sayang pada Muhammad kecil, hingga ketika kakek nabi, Abdul Muthalib akan meninggal, Abu Lahab yang meminta untuk mengasuh Muhammad kecil. namun Abu Mutholib menjatuhkan hak asuh Nabi Muhammad kepada Abu Thalib. 

Hal itu berubah ketika Nabi Muhammad menerima wahyu. Abu Lahab menjadi orang yang paling depan memusuhi dan menghalang-halangi dakwah Rasulullah SAW. perlakuan Abu Lahab dalam menghalang-halangi da'wah Rasul tercatat dalam sebuah hadits shohihul Bukhori, yang berbunyi:

قال : لما نزَلتْ : { وأنْذِرْ عشِيرتَكَ الأَقْرَبِينَ } [ الشعراء : 214 ] صَعِدَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم على الصَّفا ، فجعل يُنادي : يا بني فِهْرٍ ، يا بني عدِيّ – لِبُطونِ قُريشٍ – حتى اجتمعوا. فجعل الرجلُ إذا لم يستْطِعْ أَن يخرجَ أرسل رسولا ، ليَنْظرَ ما هو ؟ فجاء أبو لهبٍ وقُريشٌ ، فقال : أرأيْتَكُم لو أخبَرْتُكم أن خَيْلا بالوادي ، تُريدُ أن تغير عليكم ، أَكُنْتمْ مُصدِّقيَّ ؟ قالوا : نعم ، ما جرَّبنا عليكَ إلا صِدقا ، قال : فإِنِّي نذيرٌ لكم بين يديْ عذاب شديدٍ ، فقال أبو لهب : تَبّا لك سائرَ اليومِ ، أَلهذا جمَعْتنَا ؟ فنزلت { تَبَّتْ يدَا أبي لهبٍ وتبَّ ، ما أغني عنه مالُه وما كَسَبَ }.( سورة المسد : الآية2).
‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, ‘Ketika turun ayat ‘Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat’. (QS. Asy Syu’ara : 214). Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mendaki Bukit Shafaa, lalu beliau menyerukan panggilan/pengumuman, “Wahai Bani Fahr, wahai Bani ‘Adii” hingga mereka berkumpul sampai-sampai jika seseorang tidak dapat hadir maka mereka mengutus seorang utusan untuk mengetahui apa yang diumumkan. Lalu Abu Lahab dan seorang Quroisy datang. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan, “Seandainya aku mengatakan ada sekelompok pasukan berkuda di sebuah lembah yang akan menyerang kalian. Apakah kalian akan mempercayai ucapanku ?” Lalu mereka menjawab, ‘Tentu kami percaya, tidaklah keluar dari lisanmu melainkan sebuah kejujuran’. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian sebelum Allah menimpakan adzab yang amat pedih”. Lalu Abu Lahab menjawab, ‘Sungguh celaka dirimu, apakah hanya untuk mendengarkan ini engkau mengumpulkan kami ?’ maka turunlah ayat, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa (1). Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan (2)”(QS. Al Lahab [111] : 1-2)

Maka dari itu ia akan dikenakan siksa yang sangat berat dari Allah SWT. sehingga dua tangan yang terdapat pada ayat pertama surat Al-Lahab adalah menandakan bahwa 
karena tangannyalah yang digunakan untuk berbuat, bekerja, dan mengambil atau memberinya sesuatu.

Perlakuan Abu Lahab ini malah diikuti oleh istrinya sendiri yang bernama Arwa binti harb bin Umayyah atau disebut sebagai Ummu Jamil. Ia adalah salah satu pembesar wanita Quraisy. Dalam kesehariannya Ummu jamil sering membantu suaminya Abu Lahab dalam kekufuran, penentangan dan pembangkangan terhadap Rasulullah saw. Seperti pada ayat 4 surat Al-Lahab yang dimaksud sebagai pembawa kayu bakar yaitu dimana Ummu Jamil sering melakukan berbagai fitnah dan gosip, sehingga dia juga ikut terkena adzam seperti Abu lahab. dimana Ummu jamil dalam sebuah tafsir menyatakan bahwa maksud dari "حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ" adalah kalung dari api neraka yang panjangnya 70 hasta

perlakuan Abu Lahab dan istrinya itulah yang menyebabkan Allah menurunkan surat AL-Lahab yang menyebabkan Abu Lahab merasa dihina, kemudian menyuruh putranya yang menikah dengan putri Nabi SAW, untuk menceraikan isterinya.

Pada perang badar, keadaan saat itu sedang sakit. kemudian ia mengutus seseorang untuk menggantikannya perang, dengan imbalan hutang-hutangnya menjadi lunas. Setelah perang badar berakhir yang dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin. keadaan Abu Lahab semakin memburuk karena penyakitnya. dikabarkan penyakitnya itu penyakit yang amat langka dan menjijikan. hingga akhirnya ia pun meninggal dalam keadaan hina, karena tidak ada yang mau mengurusi kematiannya hingga 3 hari dibiarkan begitu saja. hingga hari ketiga, saat hendak dikuburkannya pun di dorong begitu saja kemudian langsung dikuburkan.
besarnya dosa yang dilakukan Abu Lahab menyebabkan segala harta yang didapatnya menjadi tidak bermanfaat sedikitpun.

naudzubillahi min dzalik... Semoga kita tidak mengikuti jejaknya yang menghalang-halangi syiar islam. Sungguh amat sangat buruk perlakuan seperti itu. Hingga Allah benar-benar mengkhususkan firmannya kepada Abu Lahab.


Minggu, 20 Oktober 2013

Apa Arti Kehidupan Ini?

Sebagian orang mungkin bertanya; apa arti kehidupan ini? Kalau kita cermati akan banyak sekali jawaban untuk satu pertanyaan ini. Sebagian menjawab, bahwa kehidupan adalah uang. Sehingga setiap detik hidup ini yang dicari adalah uang. Artinya apabila dia tidak memiliki uang, seolah-olah kehidupannya telah hilang. Sebagian lagi menjawab, bahwa kehidupan adalah kedudukan. Sehingga setiap detik yang dicari adalah kedudukan. Sebagian lagi memandang bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk bersenang-senang. Maka bagi golongan ini kesenangan duniawi adalah tujuan utama yang dicari-cari.

Saudaraku -semoga Allah merahmatimu- kehidupan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk sesuatu yang tidak jelas dan akan sirna. Kenikmatan dunia ini pun kalau mau kita pikirkan dengan baik, maka tidaklah lama. Sebentar saja, bukankah demikian? Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Seolah-olah tatkala  melihat hari kiamat itu, mereka tidaklah hidup (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di waktu siang atau sesaat di waktu dhuha.” (QS. an-Nazi’at: 46)

Lalu apa yang harus kita lakukan di dunia ini? Sebuah pertanyaan menarik. Sebuah pertanyaan yang akan kita temukan jawabannya di dalam al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56). Jangan salah paham dulu… Jangan dikira bahwa itu artinya setiap detik kita harus berada di masjid, atau setiap detik kita harus membaca al-Qur’an, atau setiap hari kita harus berpuasa, sama sekali bukan demikian… Ibadah, mencakup segala ucapan dan perbuatan yang dicintai oleh Allah. Allah tidak menghendaki kita setiap detik berada di masjid. Allah juga tidak menghendaki kita setiap detik membaca al-Qur’an. Semua ibadah itu ada waktunya. Yang terpenting bagi kita adalah melakukan apa yang Allah cintai bagaimana pun keadaan kita dan di mana pun kita berada.

Di antara perkara yang dituntut pada diri kita adalah senantiasa mengingat Allah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang banyak berdzikir dan mengingat Allah dalam segala kondisi. Ibnu Taimiyah pernah mengungkapkan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Lantas apa yang akan terjadi pada seekor ikan jika ia dikeluarkan dari air?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan mengatakan, “Perumpamaan orang yang mengingat Allah dengan orang yang tidak mengingat Allah adalah seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari)

Dengan mengingat Allah, maka kita akan berhati-hati dalam menjalani hidup ini. Karena Allah senantiasa mengawasi kita dan mengetahui apa yang kita ucapkan, apa yang kita lakukan, di mana pun dan kapan pun. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya perkara sekecil apapun. Inilah yang semestinya senantiasa kita tanamkan di dalam hati kita. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberpesan, “Bertakwalah kepada Allah dimana pun kamu berada.” (HR. Tirmidzi). Kita harus bertakwa kepada Allah baik ketika berada di rumah, di jalan, di kampus, di pasar atau di mana pun kita berada, ketika bersama orang maupun ketika bersendirian.

Menjadi orang yang bertakwa itu bagaimana? Saudaraku -semoga Allah menunjuki kita- ketakwaan itu akan diraih manakala kita senantiasa mengingat adanya hari pembalasan dan bersiap-siap untuk menghadapinya dengan menjalankan ajaran-ajaran-Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu bahwa takwa adalah, “Rasa takut kepada Allah, beramal dengan wahyu yang diturunkan, dan bersiap-siap menyambut hari kiamat.” Allahu a’lam.
--------------------
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

SWITER (Studi Wisata Islam Terpadu)

'Bismillahirrahmanirrahim'

LDK Al Azzam 
mempersembahkan :


"SWITER 2013, Studi Wisata Islam Terpadu"
15-17 November 2013 
Tempat : 
Ar-Rahman Quranic College
Puncak, Mega Mendung, Jawa Barat

Acara :
Waterfall Adventure
Outbond
Muhasabah
Training Motivasi
dan masih banyak acara lainnya :D






Ayo daftarkan diri kamu segera untuk IKUT dalam acara SWITER, karena banyak acara-acara menarik yang akan dilakukan disana. Pendaftaran dapat dilakukan di stand depan lift unit 6 univ. Budi Luhur atau untuk lebih jelasnya bisa menghubungi :
CP : 
- 085692439247 (Farid)
- 085711623646 (Dwi)

Terimakasih
____________________

Karena KITA bersaudara. . .


Sabtu, 19 Oktober 2013

7 Hikmah dan Keutamaan Qurban 'Idul Adha

Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu istimewa, Hari Raya ‘Idul Adha, dimana di hari itu dan hari tasyrik dilakukan penyembelihan hewan qurba. Jika Anda belum memutuskan untuk berkurban tahun ini, ada baiknya Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari tersebut:

1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]

2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]

3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]

4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa

“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]

5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]

Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

source : www.fimadani.com

"SEDEKAH NGUTANG"


Sebuah mushalla rencananya hendak dibangun di sebuah perumahan di daerah Cibinong, Bogor. Malam itu awal bulan Sya’ban beberapa tahun yang lalu para penghuni perumahan bertekad ingin menjalani shalat Tarawih bersama di mushalla yang akan mereka bikin. Semua warga dikomandani pak RT tengah bermusyawarah. Satu kata bulat, “Kita harus punya mushalla saat bulan puasa tahun ini menjelang!”
Itulah cita-cita mulia mereka semua. Dan masing-masing mereka berinfaq dan berwakaf di jalan Allah dengan harta terbaik yang mereka miliki.
Terdengar suara pak RT menanyakan satu per satu warga yang hadir, “Pak anu mau nyumbang berapa…, bapak fulan mau sedekah berapa….?” Lalu setiap warga yang hadir dengan antusias menjawab dengan harta yang hendak mereka sumbangkan.
Ada yang berinfak dalam ratusan ribu rupiah, juga ada yang berinfak dalam jutaan rupiah. Sebagian mereka ada juga yang memberikan dalam bentuk material bangunan.
Semua mereka seolah berlomba memberikan harta terbaik yang mereka miliki untuk membangun rumah Allah Swt.
Semua terlihat begitu antusias untuk membangun mushalla di lingkungan mereka dalam tempo kurang dari sebulan.
Malam itu juga ada seseorang yang bernama Arif yang berkomitmen untuk menyumbang seluruh lantai keramik yang diperlukan mushalla. Itulah yang ia janjikan kepada pak RT dan seluruh peserta rapat. Sengaja ia menyumbang lantai keramik, sebab ia beranggapan bahwa setiap orang akan menggunakannya untuk berdiri dan sujud oleh karena itu akan mendapat pahala yang lebih banyak dari material bangunan lainnya. Setidaknya itulah anggapannya!
“Saya insya Allah mau menyumbang semua lantai keramik yang diperlukan mushalla ini!” seru Arif. “Apakah semua lantai keramik atau sebagiannya saja, pak Arif?” tanya ketua RT menegaskan. “Semuanya insya Allah, pak!” tandas Arif.
Arif tidak khawatir untuk menutupi sumbangan seluruh lantai keramik mushalla. Di benaknya esok pagi ia akan meminta orang tuanya, neneknya, sepupu, paman, bibi dan seluruh saudaranya untuk turut menyumbang. “Insya Allah bila dijinjing ramai-ramai, tidak akan ada beban yang berat!” gumamnya.
Benar juga… begitu Arif menghubungi seluruh kerabatnya, mereka semua bersedia turut menyumbang pembelian lantai keramik mushalla. Hati Arif pun tenang. Ia senang telah bisa menyumbang dan lebih senangnya lagi ia dapat mengajak keluarganya untuk melakukan kebaikan di jalan agama ini.
***
Bulan Ramadhan 7 hari lagi akan menjelang. Bangunan mushalla atas izin Allah sudah rampung kurang lebih 65%. Namun untuk bisa dipakai shalat, setidaknya harus sudah berlantai hingga orang-orang akan merasa nyaman saat berdiri dan sujud. Maka malam itu adalah rapat kesekian kalinya digelar ketua RT bersama panitia pembangunan mushalla. Dalam rapat itu, Arif ditanya tentang kapan lantai bisa dikirimkan ke mushalla. Dengan tenang ia berujar, “Paling lambat lusa, saya akan kirim lantai tersebut!”
Namun apa yang terjadi saat ia menghubungi satu per satu keluarga yang sudah berjanji untuk menyumbang. Sungguh aneh, semua keluarga yang berjanji sepertinya amat kompak dalam satu alasan. Mereka semua BOKEK, alias lagi gak punya uang!
“Celaka…!” keluh Arif. Padahal ia sendiri pun sedang tidak punya duit. Bagaimana ia bisa memberi jawaban atas hal ini kepada warga lingkungannya. Padahal Ramadhan akan tiba sebentar lagi. Tidak ada uang yang bisa ia gunakan untuk membeli keramik, namun ada beberapa kartu kredit di dompetnya yang dapat ia gunakan. Saat hendak menggunakannya terbersit di benaknya wajah angker sang istri berkata mengancam, “Awas ya kalau kamu berani pakai kartu kredit lagi. Aku akan minta cerai!!!’
Ya, Arif meski bekerja di sebuah bank swasta namun ia adalah orang yang susah menjaga syahwat dalam penggunaan kartu kredit. Sering kali rumahnya disatroni debt-collector tak bermoral yang bicara kasar bahkan mengancam di rumahnya. Istri dan anak-anak Arif sudah tidak kuat dengan teror para debt-collector. Karena itu ia pernah diancam oleh sang istri dengan ultimatum tuntutan cerai.
Kini Arif berada di dua ujung tanduk. Antara membeli keramik mushalla dengan kartu kredit & ancaman cerai dari sang istri. Setelah menimbang sebaik mungkin, ia bulatkan tekad untuk membeli lantai keramik. “Urusan masalah kartu kredit, itu urusan nanti!” gumamnya. Lalu ia pun pergi ke kawasan Percetakan Negara, Jakarta untuk memilih lantai keramik yang cocok. Usai ia memilih lantai keramik, ia pun menggesek kartu kreditnya dengan total tagihan Rp. 2,8 juta. Tak lupa ia mengucap bismillah. Maka Arif kini bersedekah lantai keramik di jalan Allah meski dengan cara berutang lewat kartu kredit.
***
Jelang Ramadhan pun ada agenda keluarga yang sudah dirancang oleh Arif. Ia ingin tahun ini dapat mudik ke kampung halaman dengan berkendara mobil. Hari itu ia memberanikan diri datang ke manager SDM tempatnya bekerja sambil berkata dengan penuh semangat, “Pak boleh gak saya mengajukan permohonan kredit mobil?!” Sayangnya, Arif mengajukan permohonan itu pada momen yang tidak tepat. Awal Ramadhan itu di perusahaannya sedang ada rasionalisasi pegawai besar-besaran. Sebuah langkah yang amat pahit dialami oleh tim SDM, sebab dari atas mereka mendapat tekanan. Sedangkan dari para pegawai di bawah mereka mendapat kecaman. Dalam kondisi tim SDM sedang pusing, Arif malah mengajukan kredit mobil. Dengan sengit manajer SDM itu berkata, “Tidak ada fasilitas seperti itu saat ini. Anda tidak paham ya bahwa kami sedang amat sibuk?!”
Mendapat tanggapan seperti itu, maka Arif pun beringsut.
Namun mungkin ini adalah balasan Allah Swt setelah sedekah lantai keramik itu sudah digunakan oleh warga perumahan untuk lebih dari seminggu.
Siang itu usai shalat Zhuhur dan mendengarkan kuliah agama di mushalla kantor, Arif kembali masuk ke ruang kerja. Pesawat telpon di mejanya berdering. Ternyata di sana adalah suara manager SDM yang memintanya datang segera.
Arif pun datang. Sesampainya di ruangan manager SDM ia disuruh menunggu di ruangan meeting. Sampai saat itu Arif belum tahu ada pasal apa manager SDM memanggilnya. Arif berprasangka buruk, “Mungkinkah aku termasuk karyawan yang akan dirumahkan?” lamunnya.
Lama ia menunggu hingga akhirnya sang manajer SDM datang ke ruang meeting. Di tangannya ada sebuah folder berisikan banyak berkas. Folder itu dibanting di atas meja, dan Arif terkejut mendengar folder itu dibanting.
Sang manajer SDM itu kini sudah duduk berseberangan dari Arif. Ia membuka berkas yang ada di dalam folder lalu ia dapatkan secarik kertas yang bentuknya seperti kertas cheque.
Dengan cara yang tidak sopan, selembar kertas kecil itu dilemparkan ke arah Arif dan ia pun menangkapnya. “Surat apa ini, Pak?!” tanya Arif. Dibenaknya ia masih menduga bahwa ia bakal di-PHK dan ini adalah surat pemberitahuannya.
“Baca saja dan jangan banyak tanya!” bentak manajer SDM.
Arif membaca selembar kertas itu yang ternyata adalah sebuah voucher pembelian sebuah mobil. Di dalamnya terdapat nama lengkap Arif, nomor induk kepegawaiannya dan sebuah nominal sebesar Rp 60 juta. Voucher pembelian mobil itu ditandatangani oleh Direktur Operasional.
Usai membaca barulah Arif mengerti bahwa kertas itu ada sebuah persetujuan direktur operasional atas fasilitas kredit mobil untuk dirinya. Namun hal yang tidak ia mengerti adalah mengapa sikap manajer SDM menjadi garang seperti ini?
“Saya paling tidak suka bila pak Arif main belakang seperti ini…!!! Saya khan sudah bilang kepada bapak bahwa perusahaan tidak menyediakan fasilitas mobil untuk karyawan dalam masa-masa seperti ini, lalu kenapa bapak bicara langsung kepada direktur operasional…? Itu sama saja mencoreng reputasi saya!!!”
Arif hanya terdiam mendengar celotehan sang manajer. Rasanya ia belum pernah menceritakan hal ini kepada siapapun selain kepada manajer SDM, apalagi sampai menghadap direktur. Namun ia gembira dalam hati sebab ia membayangkan bahwa lebaran ini ia dapat mudik ke kampung bersama keluarga dengan mobil baru. Terserah manajer SDM apakah dia mau marah atau tidak yang penting Arif sudah mendapatkan voucher pembelian mobil di tangannya.
***
Sore itu Arif pulang menuju rumahnya di Cibinong dengan hati penuh kegembiraan. Sesampainya di rumah kira-kira pukul setengah enam sore. Ia bernyanyi riang dan terus bernyanyi. Ia tidak masuk ke kamar untuk berganti pakaian namun bahkan ia duduk-duduk di ruang tamu. Ada gelagat yang tidak biasa sepertinya pada diri Arif, hingga istrinya pun menanyakan ada apa gerangan.
Arif masih terus bernyanyi gembira sambil mengeluarkan dari tas kerja secarik kertas voucher pembelian mobil itu lalu ia letakkan di atas meja.
“Apa itu, Pa?” tanya sang istri. “Baca saja sendiri!” tukas Arif sambil terus bernyanyi. Istrinya pun membaca voucher itu. Namun tidak seperti dugaan Arif, sang istri tidak terlihat gembira membacanya. Bahkan sang istri pergi ke arah lemari dan mengambil secarik kertas.
Bila tadi Arif meletakkan secarik kertas di atas meja. Kini sang istri pun melatakkan secarik kertas pula di atas meja. “Apa itu, Ma?!” Arif balik bertanya. Sang istri menukas dengan ketus, “Baca saja sendiri!!!”
Ternyata itu adalah surat tagihan penggunaan kartu kredit. “Celaka!” gumam Arif. Akhirnya dia ketahuan oleh sang istri telah menggunakan kartu kredit untuk pembelian lantai mushalla. Ia amat takut sekali bila sang istri menuntut cerai.
“Ayo cepat buka…!” sang istri berkata dengan suara meninggi. Arif hanya diam tak berkutik, sungguh ia amat merasa takut. Tidak sedikit pun gurat kebahagiaan tersisa di wajahnya.
Dengan perlahan ia buka amplop tagihan kartu kredit itu dan kemudian ia baca seluruh isi surat. Namun anehnya, ia tidak mendapati tagihan senilai Rp2,8 juta atas pembelian lantai keramik!!!
Seolah tidak percaya, ia ulangi membaca dan tetap saja ia tidak mendapatkan nilai tagihan atas lantai keramik!!!
“Subhanallah…., kok bisa gak ada ya?” Arif berteriak keheranan. Ia pun menelpon pihak bank dan lagi-lagi anehnya bank tidak membaca pada data mereka bahwa Arif melakukan transaksi sebesar Rp 2,8 juta.
***
Itulah kisah yang Arif sampaikan kepada saya bahwa ia telah menuai pertolongan Allah Swt untuk pembelian mobil, namun apa yang ia sumbangkan untuk rumah-Nya dengan cara berhutang rupanya tidak dianggap demikian oleh Allah Swt. Demikianlah sebuah kisah yang menakjubkan tentang pertolongan Allah Swt melalui sedekah. Tidakkah Anda meyakininya?
 -Ustadz Bobby Herwibowo-

sumber : http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/sedekah-ngutang.htm#.UUkmVBfQkWM

Ladies Bulletin Al Azzam

Edisi 01 - 04 Oktober 2013



Edisi 02 - 18 Oktober 2013



Bulletin Jumat

Bulletin Jumat Edisi 03 - 04 Oktober 2013


Bulletin Jumat Edisi 04 - 11 Oktober 2013



Bulletin Jumat Edisi 05 - 18 Oktober 2013





Minggu, 13 Oktober 2013

BBQ (Belajar Baca Quran)

Assalamu'alaikum Wr. Wb

LDK Al Azzam mengadakan agenda rutin BBQ (Belajar Baca Quran) yang diadakan setiap hari Kamis pukul 16.00 di Masjid Al-Falah Universitas Budi Luhur. Acara ini FREE dan terbuka untuk semua civitas muslim kampus UBL.

Jangan lewatkan yaa :)
Insya Allah bermanfaat

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya (HR.Bukhari)

CP : Temmy (089652617282)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

DASI (Diskusi Asik Seputar Islam)

Assalamu'alaikum. Wr. Wb

LDK Al-Azzam mengadakan agenda rutin yang diadakan Setiap Hari Senin, ba'da Sholat Ashar di Masjid Al-Falah Universitas Budi Luhur yaitu "Diskusi Asik Seputar Islam". Jadi bagi teman-teman yang ingin tau tentang Islam lebih dalam lagi bisa ikutan langsung ke acara ini. Insya Allah agenda ini bermanfaat. Acara ini Free dan terbuka untuk Umum. Terima Kasih

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

PERATURAN DAN TATA TERTIB PEMINJAMAN BUKU


  1. Setiap peminjaman maksimal dua buku
  2. Batas peminjaman buku maksimal Satu Minggu
  3. Apabila melebihi batas waktu yang telah ditentukan akan dikenakan denda sebesar Rp. 500/buku/hari
  4. Buku yang mengalami kerusakan parah atau menghilangkan buku yang dipinjam diwajibkan mengganti dengan buku yang sama atau seharga buku yang dihilangkan
  5. Selama peminjaman KTM ditahan dan akan dikembalikan setelah mengembalikan buku
  6. Tidak diperkenankan mencoret-coret buku yang dipinjam
  7. Apabila ingin meminjam buku, bisa langsung datang ke SEKRETARIAT AL-AZZAM atau hubungi :
Cowok : Ahmad (081318279920)
Nata (08891675139)
Cewek : Irma (083897852685)

Katalog Buku

Katalog Perpustakaan LDK Al Azzam Universitas Budi Luhur Jakarta
Silahkan download disini => Katalog Buku 

Cara Peminjaman Buku dapat dilihat pada menu Panduan Peminjaman


Senin, 07 Oktober 2013

Kepengurusan 2013



“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Ketua Umum  :
Hardy Agusman

Sekretaris Jenderal : 
Nur Muhammad Farid

Ketua Keputrian : 
Putri Oktaviani

Sekretaris Umum : 
Putri Ayu Miyastutik

Bendahara : 
Yuni Kartika

Kaderisasi :
1. Wahyu Hidayat
2. Paradian Isti Ariyanti

Divisi Media Centre Da'wah (MCD)
Penanggung Jawab :
1. Hendy Satriawan
2. Deby Putri Islami

Anggota :
1. M. Nata Dwiha
2. Raden Maulana
3. Danang Nur Sahlani
4, Ahmad Nur Wahid
5. Lani Asep Sutisna
6, Vika Apriliani
7. Irma Nurrahma
8. Anissa Rahmawati
9 Rizka Ainul Safitri

Divisi Syiar Islam (Salam)
Penanggung Jawab :
1. Temmy Alex
2. Nahdia Indah Silaturahmi

Anggota :
1. Fathi Aqimuddin
2. S. Mawwanah Satria
3. M. Ahmad Nauval
4. Danang Saputra
5. Akbar Mukhtamara Putra
6. Dwi Octaviani
7. Selvy Megira
8. Dwi Ratna Hartati


Divisi Bakat dan Minat (Bakmi)
Penanggung Jawab :
1. Abdul Rohim
2. Annisa Nurjannah

Anggota :
1. Ridho Azharianto
2. Dwiyan Oktavin
3. Andhika Guna Saputra
4. Zaenal Arif
5. Abdul Muhsin
6. Amalia
7. Atika Soraya


Dicisi Kemuliaan Perempuan
Penanggung Jawab :
Lensi Novika

Anggota :
1. Fildzah Fitriani
2. Fitri Nurmawati
3. Sutia

Divisi Fundraising
Penanggung Jawab :
1. Rahmansyah Ramadhan
2. Bunga Rizki Alifa

Anggota :
1. Fredi Purwanto
2. Budi Santoso
3. Anthoni Prasetyo
4. Jessie Debora
5. Amirul Ruhmana

Visi dan Misi